Minggu, 11 Desember 2011

Alasan Rosulullah Melarang Ummatnya Minum Sambil Berdiri !

Dalam hadist disebutkan “janganlah kamu minum sambil berdiri”. Dari segi kesehatan. Air yang masuk dengan cara duduk akan disaring oleh sfinger. Sfinger adalah suatu struktur muskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup.
Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada ‘pos-pos’ penyaringan yang berada di ginjal. Jika kita minum sambil berdiri. Air yang kita minum otomatis masuk tanpa disaring lagi. Langsung menuju kandung kemih. Ketika menuju kandung kemih itu terjadi pengendapan di saluran speanjang perjalanan (ureter). Karena banyak limbah-limbah yang menyisa di ureter inilah awal mula munculnya bencana.
Betul, penyakit kristal ginjal. Salah satu penyakit ginjal yang sungguh berbahaya. diduga diakibatkan karena Susah kencing, jelas hal ini berhubungan dengan saluran yang sedikit demi sedikit tersumbat tadi.
Dari Anas r.a. dari Nabi saw.: “Bahwa ia melarang seseorang untuk minum sambil berdiri”. Qatadah berkata, “Kemudian kami bertanya kepada Anas tentang makan. Ia menjawab bahwa hal itu lebih buruk.”
Pada saat duduk, apa yang diminum atau dimakan oleh seseorang akan berjalan pada dinding usus dengan perlahan dan lambat. Adapun minum sambil berdiri, maka ia akan menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke dasar usus, menabraknya dengan keras, jika hal ini terjadi berulang-ulang dalam waktu lama maka akan menyebabkan melar dan jatuhnya usus, yang kemudian menyebabkan disfungsi pencernaan.
Adapun rasulullah saw pernah sekali minum sambil berdiri, maka itu dikarenakan ada sesuatu yang menghalangi beliau untuk duduk, seperti penuh sesaknya manusia pada tempat-tempat suci, bukan merupakan kebiasaan. Ingat azas darurat!
Manusia pada saat berdiri, ia dalam keadaan tegang, organ keseimbangan dalam pusat saraf sedang bekerja keras, supaya mampu mempertahankan semua otot pada tubuhnya, sehingga bisa berdiri stabil dan dengan sempurna. Ini merupakan kerja yang sangat teliti yang melibatkan semua susunan syaraf dan otot secara bersamaan, yang menjadikan manusia tidak bisa mencapai ketenangan yang merupakan syarat terpenting pada saat makan dan minum.
Ketenangan ini hanya bisa dihasilkan pada saat duduk, di mana syaraf berada dalam keadaan tenang dan tidak tegang, sehingga sistem pencernaan dalam keadaan siap untuk menerima makanan dan minum dengan cara cepat.
Makanan dan minuman yang disantap pada saat berdiri, bisa berdampak pada refleksi saraf yang dilakukan oleh reaksi saraf kelana (saraf otak kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang mengelilingi usus. Refleksi ini apabila terjadi secara keras dan tiba-tiba, bisa menyebabkan tidak berfungsinya saraf (vagal inhibition) yang parah, untuk menghantarkan detak mematikan bagi jantung, sehingga menyebabkan pingsan atau mati mendadak.
Begitu pula makan dan minum berdiri secara terus-menerus terbilang membahayakan dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka pada lambung. Para dokter melihat bahwa luka pada lambung 95% terjadi pada tempat-tempat yang biasa berbenturan dengan makanan atau minuman yang masuk.
Sebagaimana kondisi keseimbangan pada saat berdiri disertai pengerutan otot pada tenggorokkan yang menghalangi jalannya makanan ke usus secara mudah, dan terkadang menyebabkan rasa sakit yang sangat yang mengganggu fungsi pencernaan, dan seseorang bisa kehilangan rasa nyaman saat makan dan minum.
Diriwayatkan ketika Rasulullah s.a.w. dirumah Aisyah r.a. sedang makan daging yang dikeringkan diatas talam sambil duduk bertekuk lutut, tiba-tiba masuk seorang perempuan yang keji mulut melihat Rasulullah s.a.w. duduk sedemikian itu lalu berkata: “Lihatlah orang itu duduk seperti budak.” Maka dijawab oleh Rasulullah s.a.w.: “Saya seorang hamba, maka duduk seperti duduk budak dan makan seperti makan budak.”
Lalu Rasulullah s.a.w. mempersilakan wanita itu untuk makan. Adapun duduk bertelekan (bersandar kepada sesuatu) telah dilarang oleh Rasulullah sebagaimana sabdanya, “Sesungguhnya Aku tidak makan secara bertelekan” (HR Bukhar).

Rabu, 07 Desember 2011

KISAH KISAH TENTANG ISLAM

  1. Asal usul majlis Nurul Mustofa
  2. Alasan Rosulullah Melarang Ummatnya Minum Sambil Berdiri !

     

Mengenal Nurul Mustofa

ASAL USUL MAJLIS NURUL MUSTHOFA

PERANAN HABAIB (‘ALAWIYIN) DI INDONESIA
SEJARAH SINGKAT TENTANG PERANAN ALAWIYIN DI INDONESIA
KEPADAMU KU TITIPKAN AL-QUR’AN DAN KETURUNANKU….
(Al-Hadith Rasullah s.a.w. Dirawikan oleh Imam Ahmad Ibn Hambal)
A. PENDAHULUAN
Pada zaman kekhalifahan Bani Abbas (750-1258 M) berkembanglah ilmu pengetahuan tentang Islam yang bercabang-cabang disamping kenyataan itu penghidupan lapisan atas menyimpang dari ajaran agama Islam. Dibentuknya dynasti Bani Abbas yang turun-temurun mewariskan kekhalifahan. Istilah “muslim bila kaif” telah menjadi lazim. Hidupnya keturunan Sayidatina Fatmah Al-Zahra dicurigai, tiada bebas dan senantiasa terancam, ini oleh karena pengaruhnya anak cucu dari Al-Hasan dan Al-Huseyn r.a. atas rakyat sangat besar dan diseganinya. Keinginan kebanyakan orang Muslim adalah seorang keturunan Nabi yang seharusnya memegang kekhalifahan. Banyak yang dipenjarakan dan dibunuhnya oleh karenanya banyak pula yang pindah dan menjalankan diri dan pusat Bani Abbas di Bahdad,
AHMAD BIN ISA r.a.
Dalam keadaan sebagai diuraikan di atas, yang pasti akan dikutuk Allah s.w.t. dan dengan hendak memelihara keturunannya dari kesesatan, mengulangilah AHMAD BIN ISA BIN MUHAMMAD BIN ALI BIN JA’FAR BIN MUHAMMAD BIN ALI BIN AL-HUSEYN r.a. duanya sayidina Ibrahim a.s. yang tersurat dalam Al-Qur’an surat 14 ayat 37 dan dipilihnya Hadramaut yang bertetanaman, untuk menetap dan berhijrahlah beliau dari Basrah ke Hadramaut, dimana beliau wafat di Hasisah pada tahun 345 H.
ALWI BIN UBAIDILLAH….ALAWIYIN
Keturunan dari AHMAD BIN ISA tadi yang menetap di Hadramaut dinamakan ALAWIYIN ini dari nama cucunya AL-WI BIN UBAIDILLAH BIN AHMAD BIN ISA yang dimakamkan di Sumul.
Keturunan sayidina Al-Hasan dan Al-Huseyn r.a. disebut juga ALAWIYIN dari sayidina Ali bin Abi-Talib k.w, Keluarga Al-Anqawi, Al-Musa-Alkazimi, Al-Qadiri dan Al-Qudsi yang terdapat sedikit di Indonesia adalah Alawiyin, tapi bukan dari Alwi bin Ubaidillah.
MUHAMMAD AL-FAQIH AL-MUQADDAM
Luput dari serbuan Hulaku, saudara maharaja Cina, yang mentamatkan kekhalifahan Bani Abbas (1257 M), yang memang telah dikhawatirkan oleh AHMAD BIN ISA akan kutukan Allah s.w.t, maka di Hadramaut Alawiyin menghadapi kenyataan berlakunya undang-undang kesukuan yang bertentangan dengan ajaran Islam, dan kenyataan bahwa penduduk Hadramaut adalah Abadhiyun yang sangat membenci sayidina Ali bin Abi-Talib r.a. Ini ternyata pula hingga kini dari istilah-istilah dalam loghat orang Hadramaut. Dalam menjalankan “tugas suci”, ialah pusaka yang diwariskannya, banyak dari pada suku Alawiyin tiada segan mendiami di lembah yang tandus. Tugas suci itu terdiri dari mengadakan tabligh-tabligh, perpustakaan-perpustakaan, pesantren-pesantren (rubat) dan masjid-masjid.
Alawiyin yang semuala bermazhab “Ahli-Bait” mulai memperoleh sukses dalam menghadapi Abadhiyun itu setelah Muhammad Al-Faqih Al-Muqaddam BIN ALI BIN MUHAMMAD BIN ALI BIN ALWI BIN MUHAMMAD BIN ALWI BIN UBAIDILLAH melaksanakan suatu kompromis dengan memilih mazhab Muhammad bin Idris Al-Syafi-I Al-Quraisyi, ialah yang kemudian disebut mazhab Sayfi-I, Muhammad Al-Faqih Al-Muqaddam ini wafat di Tarim pada tahun 653 H.
TUGAS SUCI (ISLAMISASI)
Alawiyin dalam menyebarkan agama Islam menyeberang ke Afrika Timur, India, Malaysia, Thailand (Siam), Indonesia Tiongkok (Cina), Filipina, dsb.
 b. ALAWIYIN DI INDONESIA SEBELUM DIJAJAH BELANDA
Sebelumnya orang Barat datang, maka berkembanglah agama Islam dengan baik sekali dan terbentuklah kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Runtuhnya Kerajaan Islam di semenanjung Iberia dalam abad ke VI M. dengan jatuhnya Al-Andalus (1492 M), mengakibatkan pengerjaan bangsa Spanyol terhadap Muslimin, pengejaran mana diberkati Paus Roma. Jika kehendak orang Spanyol menyeranikan, maka kehendak orang Portugis ialah berniaga dengan orang Muslim di Indonesia, dan oleh karena ini orang Portugis ialah memperoleh sukses. Sebab peperangan di Europa antara Spanyol sepihak dengan masing-masing Belanda dan Inggris, maka kedua bangsa ini turut juga datang ke Indonesia ditentang oleh kaum Muslimin di tanah air kita.
c. ALAWAYIN DI INDONESIA DI MASA JAJAHAN BELANDA
Dengan pelbagai tipu muslihat dan fitnah akhirnya Belanda disokong oleh negara-negara Barat lain, dapat menguasai Indonesia dan ekonomi Belanda mulai berkembang pesat sesudahnya dapat dipergunakan kapal uap. Alawiyin dari pada awalnya jajahan Belanda mulai merasakan rupa-rupa kesulitan, oleh karena Belanda melihat bahwa Alawiyin-lah yang dalam segala lapangan menjadi pelopornya, baik di medan perang maupun dalam bidang pengangkutan barang-barang lewat lautan atau bidang kebudayaan (agama).
Dilarangnya Alawiyin menetap di pedalaman pulau Jawa, dilarangnya berkeluarga dengan anggota istana (yang memang keturunan Alawiyin), hingga yang tiada mampu pindah ke perkampungan tertentu di bandar-bandar di tepi laut, atau karena sebab lain, mengambil nama keluarga Jawa agar dianggapnya orang Jawa asli, pribumi. Oleh karenanya pindahanya Alawiyin dari pedalaman ke bandar-bandar di pinggir laut, maka pula pusat ke-Islaman pindah ke utara seperti Semarang, Surabaya, Jakarta, dst. Yang tidak dapat berpindah dari pedalaman menetap di perkampungan-perkampungan yang disebut “kaum” Suku-suku Alawiyin yang telah anak-beranak dan tiada mampu pindah ke kota-kota besar dan mengambil nama ningrat Jawa, ialah banyak dari pada Al-Basyiban, Al-Baabud, Al-Binyahya, Al-Aydrus, Al-Fad’aq dan lain-lain lagi. Dalam keadaan yang demikian itu, Belanda baru mulai berusaha menyeranikan Jawa Tengah, dimana Islam tiada dapat berkembang oleh karena peperangan-peperangan melawan Belanda dan berhasilnya aneka fitnah yang Belanda ciptakan antara penguasa-penguasa pribumi sendiri.
Anak Muslim tiada boleh bersekolah, sedangkan anak Kristen dapat pendidikan dan pelajaran modern. Kemudian di-izinkan bersekolah Belanda anak-anak orang yang berpangkat pada pemerintah jajahan, dan diharuskan mereka tinggal (yakni in de kost) pada pejabat Belanda. Katanya agar, dapat lancar berbicara bahasa Belanda dan mengikuti pelajaran-pelajaran yang diberi dalam bahasa itu; sebetulnya untuk menjadikan kanak-kanak itu berfikir dan hidup secara orang Belanda, dan untuk mengasingkan mereka dari bangsawan sendiri, dari adat-istiadat dan agamanya. Anak rakyat biasa, awam, mengaji, baik pada madrasah-madrasah Alawiyin atau pesantren-pesantren.
Hubungan Alawiyin dengan para kiyahi erat sekali. Untuk melumpuhkan berkembangnya agama islam di antara anak-anak rakyat jelata, Belanda mengadakan sekolah-sekolah Hollands Inlandse School (H.I.S) dengan syarat bahwa murid tiada boleh bersaring dan berkopya-pici, harus mengenakan celana pendek sampai atas lutut, pakaian mana bukan kebiasaan orang yang mendirikan salat. Jangan sampai kanak-kanak dapat membaca Al-Qur’an dan kitab-kitab agama Islam yang tertulis dengan huruf Arab, Belnda mengajar dengan sungguh menulis dengan huruf lain, dan mengadakan buku-buku yang menarik, dalam huruf ini, untuk maksud mana dibentuknya Balai Perpustakaan. Banyak buku-buku yang dikarang oleh pendeta dan padri indolog dan orientalis, mengandung racun bagi anak murid yang pengetahuannya tentang Islam dan tarikhnya masih sangat Dangkal.
Alawiyin menolak tawaran Belanda untuk membangun Hollands-Arabise School (H.A.S, dan menolak pula subsidi dari pemerintah jajahan bagi madrasah-madrasahnya, karena curiga dan takut dri tipu muslihat dan pengaruh Belanda yang berniat merusak agama Islam. Alawiyin tiada dibolehkan menidirkan cabang-cabang mandrasah di kota-kota besar dengan nama yang sama, oleh karena itu nama-nama madrasah yang sama skala pendidikannya, berlainan namanya. Para guru dari negara Islam didatangkan untuk mengajar di madrasah-madrasah, dan kanak-kanak yang berbakat dikirim lanjutkan pelajarannya ke Hadramaut, Hejaz, Istanbul, Kairo dan lain-lain.
Disamping perguruan, Alawiyin aktif juga di lapangan politik hingga beberapa orang ditangkap dan dipenjarakan. Melawan Belanda antara mana di Aceh, dan sesudah Aceh ditaklukannya, Muslimin hendak mengadakan pemberontakan disana dengan mengibarkan bendera Khalifah Muslimin. Alawiyin hendak menerbitkan pemberontakan di Singapura di kalangan tertentu Muslimin India yang Inggeris hendak berangkatkan untuk berperang di iraq (Perang Dunia I). Perlu juga diketahui bahwa Alawiyin senantiasa berhubungan dengan Muslimin di luar negeri, orang-orang yang terkemuka dan berpengaruh, teristimewa dengan Padisyah, Khalifatul Muslimin, di Istanbul, yang atas aduan Alawiyin pernah mengirim utusan rahasia untuk menyelidiki keadaan-keadaan Muslimin di Indonesia.
d. ALAWIYIN DI INDONESIA DI MASA PENDUDUKAN MILITER JEPANG
Pendudukan militer Jepang menindas dan mematikan segala kegiatan Alawiyin, terutama dalam bidang politik, peguruan tabligh, pemeliharaan orang miskin dan anak yatim. Perpustakaan yang tidak dapat dinilai harganya di-angkat Jepang, entah kemana. Semua kibat ada capnya dari Al-Rabitah Al-alawiyah yang berpengurus-besar hingga kini di Jalan Mas Mansyur (dahulu jalan Karet) No. 17 Jakarta Pusat (II/24).
e. ALAWIYIN DI INDONESIA SETELAH MERDEKA
Pemuda Alawiyin turut giat melawan Inggeris dan Belanda (Nica), bergerilya di pegunungan. SEMUA PEMUDA ALAWIYIN ADALAH WARGANEGARA INDONESIA dan masuk 
 berbagai partai Islam. Dalam lapangan ekonomi mereka sangat lemah hingga kini belum dapat merebut kembali kedudukannya seperti sebelumnya pecah perang dunia ke-dua dengan lain kata, jika Alawiyin sebelumnya Perang Dunia ke II dapat membentuk badan-badan sosial seperti gedung-gedung madrasah, rumah yatim piatu, masjid-masjid dan membayar guru-guru yang cakap, maka sekarang ini dengan susah payah mereka membiayai pemeliharaannya dan tidak dapat lagi memberi tenaga guru-guru sepandai dan seacakap yang dahulu, meskipun kesempatan kiniadalah lebih baik dari dan pertolongan pemerintah ala qadarnya. Kegiatan yang tersebar sampai di pelosok-pelosok kepualauan Indonesia.
Alawiyin yang lebih dikenal dengan sebutan sayid, habib, ayib dan sebagainya tetap dicinta dimana-mana dan memegang peranan rohani yang tidak dapat dibuat-buat sebagaimana juga di negara islam lain. Kebiasaan dan tradisi Alawiyin di-ikuti dalam Perayaan maulid Nabi, haul, nikah, upacara-upacara kematian dan sebagainya.
Suku-suku Alawiyin di Indonesia yang berjumlah kurang lebih 50.000 orang; ada banyak yang besar, antara mana Al-Saggaf, Al-Attas, Al-Syihab, Al-Habasyi, Al-Aydrus, Al-Kaf, Al-Jufri, Al-Haddad dan semua keturunan asal-usul ini dicatat dan dipelihara pada Al-Maktab Al-Da-imi yaitu kantor tetap untuk statistik dan pemeliharaan nasab sadatul-alawiyin yang berpusat di gedung “Darul Aitam”


di kutip dari www.nurulmusthofa.org

Download sholawat majlis nurul mustofa

  1. NM-Allah Allah Yaa Allah(New Version)

Selasa, 06 Desember 2011

Shollu alaa Nuri Ahmad

Shollu alaa Nuri Ahmad Saw.
Shollu alaa nuri Ahmad nuri manaajil yaa Muhammad Yaa man khuliiq min nuwri robbi yaa man sumiiiyyy qobla yuulad.

- Bershalawatlah pada cahaya Nabi Muhammad SawCahaya bimbingan yang menerangi rumah dan wilayah,yaa Muhammad Saw yang kurindukan.Wahai yang tercipta dari cahaya Tuhan-ku,wahai yang dinamai Allah Swt jauh sebelum kelahirannya (sebelum penciptaan Adam As)
Laylatan shofa fii Madinati thoba fihil wadaad

.- Malam suci luhur diMadinah semakin semerbak dengan ketenangan rahasia kelembutan cinta,
Jiwaru khairaal waraal mukhtar khairal ibaad.

- Di samping semulia-mulia makhluq yang terpilih dan semulia-mulia hamba
Man zaara khairal waraal naalal muna wal muraad.

- Barang siapa yang berziarah kepada semulia-mulia makhluq maka akan tercapai cita-cita dan keinginan.
Yaa lailatassa’di hibti min nasaa’i maasu’aad.

- Wahai malam bahagia,kau melintas dari kesejukan-kesejukan anugerah kebahagiaan.
Nasiimun fiiha a’thoya maa lahaa min nafaad

.- Kesejukan ketenangan yang menyimpan anugerah-anugerah pemberian yang tiada berakhir.
Fii hadrotil musthofa thibbil badani wal fu’aad

.- Di hadirat Nabi Saw membaiklah dan termuliakanlah tubuh dan sanubari.
Qad jaada mawlal karami Robbiyl karomil jawwaad.- Sungguh Allah Maha mulia Dermawan telah melimpahkan kemurahan-Nya , Tuhan-ku Yang Maha Mulia dan Maha Pemurah.
Wawaajihatinaa ma’ahu fii kulli khaafii wabaad.

- Dan arah tujuan kehidupan kita selalu bersamaNya dalam kesendirian dan keramaian.
Taumma ‘asraru haalikulli waadin wanaad.

- Maka menyeluruhlah rahasia rahasia keluhuran doa di segala lembah dan pegunungan.
Hayyah fadzaa yaa jamaah maa warada fiimtidaad.

- Marilah wahai jamaah untuk selalu menjaga apa yang telah mengalir dari anugerah dan uluran tawaran kelembutan.
Dzii wardaatil hisaanil jiyaad.- Pemilik mengalirnya anugerah anugerah makna keluhuran yang membuka limpahan kedermawanan.
Fa’alsin ahlal hudaa alaa madaa fiittahaad- Maka lidah lidah pembawa petunjuk selalu sepanjang masa dalam persatuan dan kesatuan cita cita.
Tajdaadu akhbaaru Maadinaa watusbihu jidaad.

- Terus benahi kabar kabar terdahulu kita,dan menyampaikannya hingga menjadi kabar yang berkelanjutan (tidak terputus).
Watantarussinna jawaahiru humbiwashfil wadaad.-

Dan tersebarlah dari ucapan ucapan mereka bagai mutiara mutiara dengan sifat sifat cinta dan kasih sayang.
Alhamdulillahi Rabbil arsy akrama wajaad.

- Limpahan puji kehadirat Allah pemilik arsy Yang Maha Dermawan dan Pemurah.
Ra’aayatal musthofa qad bayyadhat lissawaad.

- Bimbingan dan asuhan Rasul saw telah memutihkan semua yang gelap.
Yaa man hadhara indanaa naqqil bashara wal fu’aad

.- Wahai yang hadir disisi kami sucikanlah pandangan dan sanubari.
Maahaama hawluttijarati qaththa yaa daakasaad.

- Tiada merugi mereka yang terlibat kemuliaan ini sama sekali,wahai yang memiliki usaha.
Tijaratul’irsii mawrutah an abaa’i jiyaad.

- Perdagangan yang selalu terwariskan (kemuliaan dakwah mendapatkan pahala seakan-akan berdagang) yang diwariskan dari sanad ayah ayah dan guru guru yang luhur.
Sanadunlana qad’ala maa bayna khairal ibaad.- Sanad kami telah ternagkat luhur bersambung dan bersambung terkuat kepada semulia mulia makhluq.
Yaa wasi’al fadhli haqqaq lii jami’al muraad.

- Wahai Yang Maha luas anugerahNya,pastikan untukku segala keinginan mulia.
Wa’ashlihil haalafiiddunyaa wa yauwmattanaad.

- Perbaikilah keadaan kami di dunia dan di hari kebangkitan.
Lanaa waman hadhara ma’anaa wa ahlil wadaad.

- Bagi kami yang hadir bersama kami dan orang orang yang mencintai kami.
Wajma’ lanaasysyamla bi ahmada khair daa’i wahaad

.- Dan permudahlah terkumpulnya untuk kami perbuatan sunnah mengikuti Nabi Saw semulia mulia penyeru dan pengajak dengan kelembutan.
Wa balaghal kulla minluqyaahu maa qad ‘araad.

- Dan sampaikanlah segalanya dengan suapan beliau Saw apa apa yang telah kami dambakan.
Shalli ‘alaiyhi wasallim ya aliyya ya jawwaad.-

Semoga sholawat serta salam bagi beliau wahai yang Maha luhur dan wahai yang Maha bermurah hati.
Wa ‘alihi ma’adini li’asraarhihum ahlussiwaad

-Dan bagi keluarga beliau yang menjadi tambang tambangbagi rahasia rahasia beliau Saw dan merekalah kelompok ulama yang terbanyak dan bersatu.
Khushush bidh’ahtihi ummi ahlilhuda warrasyadaad.
-khususnya belahan tubuh beliau Saw (putri beliau Saw:Sayyidah Fatimah Azzahrah Ra) Ibunda bagi semua yang mendapat hidayah dan bimbingan keluhuran Allah Swt.
Washohbih ni’mal kiraamil ‘arifiinal jayyaad.

– Dan atas sahabat sahabat beliau Saw,semulia mulia orang yang luhur dan mereka adalah ahli makrifat yang sangat dermawan (mendoakan para pecinta mereka).
www.majelisrasulullah.org
Nb ; Mohon maaf jika ada kesalahan atau kekurangan tulisan.
قَرَأنَا فِي الضُّحَى وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ فَسَرَّ قُلُوْبَنَا ذَاكَ اْلعَطَاءُ
“Kami telah membaca surah “Ad Dhuha” , maka gembiralah hati kami dengan anugerah itu”.
وَأَحْسَنُ مِنْكَ لَمْ تَرَ قَطُّ عَيْنٍ وَأَجْمَلُ مِنْكَ لَمْ تَلِدِ النِّسَاءُ
” Dan yang lebih indah darimu belum pernah dilihat mata, dan yang lebih indah darimu belum pernah dilahirkan oleh wanita manapun “
نَبِيٌّ هَاشِمِيٌّ أَبْطَاحِيٌّ شَمَائِلُهُ السَّمَاحَةُ وَاْلوَفَاءُ
“Nabi yang terpilih dari keluarga Bani Hasyim, yang diantara budi pekertinya adalah selalu memaafkan dan selalu menepati janji”. Dialah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dengan Sholawat hidupku menjadi tenang-dengan sholawat hidup lebih berarti